TANGERANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa Pemerintah akan mempertimbangkan untuk menempatkan pengungsi Rohingya dalam satu pulau jika mereka datang dalam jumlah besar. Jika tidak, Kalla menilai belum perlu ditempatkan di pulau khusus.
"Kalau jumlahnya besar, iya. Kalau kecil, seribu, enggak perlu," kata Kalla di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (23/5/2015).
Ia juga menyampaikan bahwa sejauh ini Pemerintah RI sanggup untuk membiayai para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia. Kalla telah memerintahkan Menteri Luar Negeri, Menteri Sosial, dan kepala daerah untuk ikut mengurus pengungsi Rohingya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Pemerintah belum berencana menempatkan pengungsi Rohingya dalam suatu pulau, seperti di Pulau Galang, Desa Sijantung, Kepulauan Riau. Pulau ini pernah menjadi lokasi penampungan pengungsi Vietnam pada tahun 1980-an.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir, Pulau Galang merupakan pulau yang ditujukan untuk pariwisata, bukan lagi untuk penampungan. Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah sepakat dengan Malaysia untuk menampung sementara para pengungsi Rohingya.
Kedua negara sepakat untuk menampung para pengungsi asalkan proses resettlement dan repatriasi mereka diselesaikan bersama komunitas internasional dalam waktu satu tahun. Untuk jangka pendek, baik Indonesia mau pun Malaysia mengutamakan untuk menarik para pengungsi yang masih berada di laut agar segera sampai di daratan.
Diperkirakan ada 7.000 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan hingga saat ini. Selanjutnya, pemerintah setempat akan memberikan bantuan kepada para pengungsi itu, termasuk pemberian makanan.
Kendati demikian, Armanatha menyampaikan bahwa Pemerintah akan mendata kembali para pengungsi. Dari ribuan pengungsi yang masuk, sebagian diperkirakan berasal dari Banglades yang pergi dari negaranya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Para pengungsi dengan motif ekonomi ini tidak akan diperlakukan seperti para pencari suaka yang terdesak ke luar dari negaranya karena perlakuan diskriminatif. Indonesia juga berharap adanya bantuan dari dunia internasional, misalnya dalam bentuk pendanaan untuk menangani masalah pengungsi Rohingya ini.
Penulis : Icha Rastika
Editor : Bayu Galih
"Kalau jumlahnya besar, iya. Kalau kecil, seribu, enggak perlu," kata Kalla di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (23/5/2015).
Ia juga menyampaikan bahwa sejauh ini Pemerintah RI sanggup untuk membiayai para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia. Kalla telah memerintahkan Menteri Luar Negeri, Menteri Sosial, dan kepala daerah untuk ikut mengurus pengungsi Rohingya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Pemerintah belum berencana menempatkan pengungsi Rohingya dalam suatu pulau, seperti di Pulau Galang, Desa Sijantung, Kepulauan Riau. Pulau ini pernah menjadi lokasi penampungan pengungsi Vietnam pada tahun 1980-an.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir, Pulau Galang merupakan pulau yang ditujukan untuk pariwisata, bukan lagi untuk penampungan. Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah sepakat dengan Malaysia untuk menampung sementara para pengungsi Rohingya.
Kedua negara sepakat untuk menampung para pengungsi asalkan proses resettlement dan repatriasi mereka diselesaikan bersama komunitas internasional dalam waktu satu tahun. Untuk jangka pendek, baik Indonesia mau pun Malaysia mengutamakan untuk menarik para pengungsi yang masih berada di laut agar segera sampai di daratan.
Diperkirakan ada 7.000 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan hingga saat ini. Selanjutnya, pemerintah setempat akan memberikan bantuan kepada para pengungsi itu, termasuk pemberian makanan.
Kendati demikian, Armanatha menyampaikan bahwa Pemerintah akan mendata kembali para pengungsi. Dari ribuan pengungsi yang masuk, sebagian diperkirakan berasal dari Banglades yang pergi dari negaranya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Para pengungsi dengan motif ekonomi ini tidak akan diperlakukan seperti para pencari suaka yang terdesak ke luar dari negaranya karena perlakuan diskriminatif. Indonesia juga berharap adanya bantuan dari dunia internasional, misalnya dalam bentuk pendanaan untuk menangani masalah pengungsi Rohingya ini.
Penulis : Icha Rastika
Editor : Bayu Galih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar