Meskipun jemaah haji Indonesia belum datang ke Makkah, karena kloter (kelompok terbang) pertama langsung ke Madinah, Makkah sudah mulai padat oleh kehadiran jemaah dari berbagai negara.
Pantauan Kantor Berita Antara di Makkah, Arab Saudi, Sabtu, sebagian besar jemaah yang langsung berada ke Makkah antara lain berasal dari Pakistan, Bangladesh, Tiongkok, dan Mesir, di samping negara lainnya di Timur Tengah.
Mereka bisa dikenali asal negaranya, tidak hanya karena fisik dan wajah, tapi juga menggunakan sejumlah atribut seperti warna kain yang diikatkan di leher maupun pakaian khas negara masing-masing.
Jemaah haji dari Tiongkok misalnya, para wanitanya menggunakan topi melingkar khas pengelana dalam film-film di Tiongkok, lengkap dengan tas gembolan kain di punggung mereka.
Demikian pula dengan Bangladesh dan Pakistan, para wanitanya bisa dikenali dari kerudung sari mereka, yang kadang mirip motif batik, dengan warna-warna yang cerah.
Mereka berbaur di Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah, mulai dari thawaf, sai, hingga tahalul.
Sebagian besar jemaah juga menghabiskan waktu dengan membaca Alquran di mataf dekat Ka'bah di dalam masjid sambil menunggu shalat wajib berikutnya.
Namun banyak juga jemaah memanfaatkan waktu untuk istirahat dan "ngadem" mengingat cuaca di luar masjid sangat panas mencapai 45 derajat Celcius.
Namun jemaah tidak perlu khawatir dehidrasi karena kekurangan air di masjid. Pemerintah Arab Saudi menyediakan air zam-zam hampir di setiap sudut masjid yang bisa diminum gratis oleh jemaah.(Antara)
Pantauan Kantor Berita Antara di Makkah, Arab Saudi, Sabtu, sebagian besar jemaah yang langsung berada ke Makkah antara lain berasal dari Pakistan, Bangladesh, Tiongkok, dan Mesir, di samping negara lainnya di Timur Tengah.
Mereka bisa dikenali asal negaranya, tidak hanya karena fisik dan wajah, tapi juga menggunakan sejumlah atribut seperti warna kain yang diikatkan di leher maupun pakaian khas negara masing-masing.
Jemaah haji dari Tiongkok misalnya, para wanitanya menggunakan topi melingkar khas pengelana dalam film-film di Tiongkok, lengkap dengan tas gembolan kain di punggung mereka.
Demikian pula dengan Bangladesh dan Pakistan, para wanitanya bisa dikenali dari kerudung sari mereka, yang kadang mirip motif batik, dengan warna-warna yang cerah.
Mereka berbaur di Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah, mulai dari thawaf, sai, hingga tahalul.
Sebagian besar jemaah juga menghabiskan waktu dengan membaca Alquran di mataf dekat Ka'bah di dalam masjid sambil menunggu shalat wajib berikutnya.
Namun banyak juga jemaah memanfaatkan waktu untuk istirahat dan "ngadem" mengingat cuaca di luar masjid sangat panas mencapai 45 derajat Celcius.
Namun jemaah tidak perlu khawatir dehidrasi karena kekurangan air di masjid. Pemerintah Arab Saudi menyediakan air zam-zam hampir di setiap sudut masjid yang bisa diminum gratis oleh jemaah.(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar