Lhokseumawe, 3/2 (Atjeh BIsnis)- Telur bebek asin di Lhokseumawe, didominasi oleh produksi rumahan. Dominannya produksi rumahan tersebut, disebabkan oleh makin tingginya masyarakat yang membudidayakan bebek petelur.
Salah seorang pedagang telur di Lhokseumawe, Heri, Selasa mengatakan, bahwa umumnya, telur bebek asin yang dijual oleh pedagang di Lhokseumawe merupakan produksi rumahan. Namun meskipun produksi dalam skala kecil, akan tetapi pasokannya selalu tersedia.
Umumnya, telur asin yang dipasarkan di beberapa pasar dalam wilayah Kota Lhokseumawe berasal dari Kabupaten Bireun, Aceh Utara dan dari Lhokseumawe sendiri. Telur-telur tersebut ada yang dibawa langsung oleh pelaku usahanya dan ada juga yang didistribusikan oleh pedagang penyalur kepasar-pasar.
Lebih lanjut dikatakan oleh pedagang ini, harga telur bebek asin yang dijual oleh pedagang dipasar kepada pembeli adalah Rp 2.500 per butirnya. Sedangkan harga yang dibeli pedagang adalah Rp 2.300/ butir.
Sementara mengenai permintaan telur asin, kondisinya tetap stabil. Umumnya, konsumsi telur asin banyak untuk kebutuhan rumah makan sebagai lauk pauk dan juga bisa melonjak permintaannya saat-saat bulan maulid seperti saat sekarang.
Pedagang itu juga mengungkapkan, sebelumnya ada pasokan telur bebek asin dari Sumatera Utara, dengan harga jual yang sedikit lebih rendah. Namun pedagang banyak yang merugi, saat telur-telur tersebut ada yang busuk. Akibatnya, pedagang engan untuk membeli lagi karena takut merugi jika ada yang busuk dan tidak bisa diganti.
Akan tetapi berbeda halnya jika membeli telur bebek asin peroduksi lokal. Jika ada yang busuk bisa diminta ganti dan komunikasinya juga mudah.
“Jika ada pembeli yang menemukan telur yang dibeli pada kami busuk, maka dapat digantikan dan kami akan meneruskan kepada agen telur bebek asin untuk digantikan. Hal inilah yang memudahkan kami pedagang sehingga tidak rugi,” ucap Heri. (muchlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar