Banda Aceh – Ribuan warga Banda Aceh dan sekitarnya, Senin (26/12/2016) berbondong-bondong hadir di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa Banda Aceh dalam rangka menghadiri peringatan 12 tahun tsunami. Ikut hadir Plt Gubernur Aceh Soedarmo, Wali Nanggroe Malek Mahmud, Kadisbudpar Aceh Reza Fahlevi dan sejumlah pejabat lingkungan Pemprov Aceh dan Pemko Banda Aceh lainnya.
Dalam sambutannya, Plt Walikota Banda Aceh Ir Hasanuddin Ishak menyampaikan tanpa terasa telah 12 tahun telah berlalu, bencana besar gempa bumi dan tsunami mengguncang dan menghancurkan 2/3 bagian infrastruktur di Kota Banda Aceh.
“Bencana itu menghancurkan lebih dari 21 ribu unit rumah, 169 bangunan sekolah, 25 unit fasilitas kesehatan, 63 unit gedung kantor pemerintahan, serta 9 unit pasar. Kita juga kehilangan lebih dari 61 ribu penduduk dalam bencana tersebut,” ujar Plt Walikota mengingatkan.
Lanjutnya, meski meninggalkan beban luka dan kesedihan yang mendalam, namun tsunami juga menjadi pembelajaran berharga akan besarnya kekuasaan dan kuasa Allah SWT.
“Karenanya, setiap tanggal 26 Desember, kita peringati sebagai hari dimana kita dapat saling berkumpul, berdoa bersama, saling menguatkan, dan juga saling mendukung satu sama lain agar kita dapat bersyukur akan segala nikmat dan rahmat yang telah kita dapat,” ujar Hasanuddin.
Lanjutnya, selama 12 tahun setelah bencana terjadi, masyarakat Aceh dan khususnya Banda Aceh telah membuktikan pada dunia, dimana masyarakat Aceh dan Banda Aceh adalah masyarakat yang tangguh, baik secara mental maupun fisik.
“Terjangan bencana dengan kerusakan yang luar biasa, tidak mematahkan semangat dan rasa keyakinan kita untuk bangkit menjadi masyarakat yang lebih baik. Hal tersebut yang membawa berbagai pihak dari berbagai negara untuk datang dan belajar dari pengalaman Banda Aceh dalam menghadapi bencana. Kekuatan tersebut berasal dari rasa keimanan dan keyakinan yang kuat atas kuasa dari Allah SWT,” tambahnya.
Walikota menghimbau, nilai-nilai dan kelebihan tersebut harusnya terus dijaga dan teruskan kepada anak cucu, agar mereka juga dapat tumbuh sebagai generasi yang kuat yang tidak cepat berputus asa dan mudah kalah dalam menghadapi cobaan.
Namun demikian, Hasanuddin mengingatkan, terlepas dari segala capaian dan kondisi yang dicapai saat ini, bukan berarti kita semua dapat duduk santai tanpa persiapan lainnya.
“Pengalaman dari bencana 12 tahun yang lalu, harus benar-benar menjadi pembelajaran bagi kita untuk dapat lebih siap, sehingga jika terjadi lagi bencana maka kerugian dan korban dapat kita hindari seminimal mungkin,” katanya.
Pada peringatan 12 tahun tsunami ini juga digelar zikir, doa dan santunan anak yatim serta tausyiah yang disampaikan Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajidi Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar