Jakarta, 3/2 (Atjeh Bisnis) - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan bangkit. Di pasar spot Selasa pagi, mata uang Garuda ini naik ke posisi Rp 12.637 per dollar AS, dibandingkan penutupan kemarin pada 12.686.
Hari ini rupiah diperkirakan berpotensi menguat. Penurunan indeks dollar AS memberi peluang kenaikan mata uang garuda di tengah sentimen positif dari rilis deflasi dan surplus neraca perdagangan Indonesia.
Indeks dollar AS turun drastis setelah angka pengeluaran konsumsi AS diumumkan menyentuh titik terendah semenjak 2009 tadi malam waktu Indonesia. Buruknya data AS juga ditunjukkan oleh turunnya ISM manufacturing.
Pada saat bersamaan, harapan pemangaksan pasokan minyak akibat penutupan beberapa sentra produksi minyak masih mendorong minyak Brent kembali naik drastis hingga 54,75 dollar AS per barrel. Malam ini juga ditunggu beberapa data ekonomi AS seperti factory orders dan economic optimism index yang diperkirakan membaik.
Rupiah melemah tajam semenjak pembukaan bersama mata uang lain di Asia walaupun indeks dollar AS tidak terlalu kuat kemarin. Buruknya data PMI manufacturing China di pagi hari juga mendukung pelemahan bursa dan mata uang regional.
Akan tetapi pengumuman surplus neraca perdagangan serta penurunan drastis inflasi menjelang jeda siang berhasil mengurangi tekanan pelemahan rupiah walaupun pada akhirnya rupiah tetap ditutup melemah hingga kemarin sore.
Situasi politik dalam negeri masih memberikan tambahan sentimen negatif terhadap rupiah akan tetapi Presiden Joko Widodo berjanji akan mengambil sikap terhadap pencalonan Kapolri pada pekan ini.
"Rupiah berpeluang menguat hari ini dengan indeks dollar AS yang turun drastis dini hari tadi. Sentimen positif dari data inflasi dan perdagangan yang baik juga diperkirakan masih bertahan," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar