Meskipun Aceh menerapkan syariat Islam, akan tetapi kerukunan beragama tetap terjalin dengan baik. Hal ini terbukti dengan diresmikan rumah ibadah Vihara Buddha Sakyamuni di Aceh oleh Kementerian Agama. Dengan demikian, di Aceh sudah memiliki dua vihara.
Dirjen Bimas Budha Kementerian Agama, A Joko Wirianto menyebutkan, vihara tidak hanya dijadikan tempat ibadah, tapi juga digunakan sebagai sarana sosial, seni dan budaya. Juga ajang muda-mudi untuk berkreasi dan pendidikan.
"Mari tingkatkan kerukunan beragama di Aceh agar bisa membangun kerukunan yang baik di Aceh. Kalau sudah rukun membangun apa saja sudah gampang," ujar A Joko Wirianto, Senin (2/12).
Joko Wirianto juga memberikan apresiasi kerukunan yang terjalin di Aceh. Selama ini, tidak ada konflik yang terjadi antara umat Budha dengan umat Muslim yang mayoritas di Aceh.
Menurut dia, kerukunan terjalin dengan baik di Aceh. Umat Budha tidak ada masalah dengan umat Muslim dan kerukunan ini harus terus dijaga dengan baik yang sudah terbangun di Aceh untuk kepentingan negara dan bangsa Indonesia.
"Jadi, betapa umat manusia di Aceh itu dibuat sejajar, sama, meskipun Budha minirotas, tetapi tetap bisa menjalankan ritual ibadah dengan aman," imbuhnya.
Dia menambahkan, manusia pada dasarnya tidak bisa hidup secara individual, akan tetapi manusia itu saling ketergantungan satu sama lain. "Pada dasarnya kita tidak bisa hidup secara individual," tukasnya.
Sementara dari jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh, panitia peresmian Vihara mengundang langsung Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal. Akan tetapi sampai berakhir acara serimonial peresmian, Wakil Wali Kota tidak hadir.
Dirjen Bimas Budha Kementerian Agama, A Joko Wirianto menyebutkan, vihara tidak hanya dijadikan tempat ibadah, tapi juga digunakan sebagai sarana sosial, seni dan budaya. Juga ajang muda-mudi untuk berkreasi dan pendidikan.
"Mari tingkatkan kerukunan beragama di Aceh agar bisa membangun kerukunan yang baik di Aceh. Kalau sudah rukun membangun apa saja sudah gampang," ujar A Joko Wirianto, Senin (2/12).
Joko Wirianto juga memberikan apresiasi kerukunan yang terjalin di Aceh. Selama ini, tidak ada konflik yang terjadi antara umat Budha dengan umat Muslim yang mayoritas di Aceh.
Menurut dia, kerukunan terjalin dengan baik di Aceh. Umat Budha tidak ada masalah dengan umat Muslim dan kerukunan ini harus terus dijaga dengan baik yang sudah terbangun di Aceh untuk kepentingan negara dan bangsa Indonesia.
"Jadi, betapa umat manusia di Aceh itu dibuat sejajar, sama, meskipun Budha minirotas, tetapi tetap bisa menjalankan ritual ibadah dengan aman," imbuhnya.
Dia menambahkan, manusia pada dasarnya tidak bisa hidup secara individual, akan tetapi manusia itu saling ketergantungan satu sama lain. "Pada dasarnya kita tidak bisa hidup secara individual," tukasnya.
Sementara dari jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh, panitia peresmian Vihara mengundang langsung Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal. Akan tetapi sampai berakhir acara serimonial peresmian, Wakil Wali Kota tidak hadir.
[war]
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar