Kisah Nuraini, Penderita Tumor Ganas di Aceh yang Butuh Bantuan - TEST

Breaking

Sabtu, 13 Mei 2017

Kisah Nuraini, Penderita Tumor Ganas di Aceh yang Butuh Bantuan


Lhokseumawe - Setiap orang yang masih remaja pasti sedang asyik-asyiknya menghabiskan waktu dengan bersenang-ria dengan teman-teman. Tapi hal ini tidak berlaku bagi Nuraini, 16 tahun, gadis cantik asal Desa Alue Tingkem, Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh.

Dia tidak seberuntung teman sebayanya, apalagi untuk menggapai cita-citanya. Harapan itu sirna, termasuk untuk membahagiakan orang tuanya. Dara cantik itu bersekolah hanya sampai tingkat tsanawiyah. Ingin melanjutkan, tapi dananya tak ada.

Nuraini hanya bisa pasrah. Lebih sedihnya lagi, kaki sebelah kanan dara cantik itu sejak setahun terakhir divonis menderita tumor ganas. Dari keterangan medis, kakinya itu harus diamputasi karena sudah menjalar ke bagian lainnya.

Saat ditemui detikcom, di RS TNI AD di Lhokseumawe, Jumat (12/5/2017) sore, Nuraini terlihat tertidur tak berdaya di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya. Matanya berkaca, seakan dirinya tak percaya akan apa yang saat ini sedang dirasakan oleh dirinya.

Nuraini adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Buah hati pasangan Nursidah dan Zulkifli itu sudah setahun menderita tumor ganas.

"Awalnya kami mengira Nuraini mulanya bisulan kecil di betis sebelah kanan. Namun lama-kelamaan benjolan tersebut semakin membesar dan terus menjalar hingga ke bagian atas lutut," kata ibu kandung Nuraini, Nursidah, kepada detikcom di rumah sakit.

Nuraini sudah berada di RS TNI AD Lhokseumawe selama empat hari. "Kami berharap ada upaya dari pihak rumah sakit untuk membantu kesembuhannya yang saat ini kondisinya sudah sangat labil dan tubuhnya kerap menggigil kedinginan."

Nursidah menambahkan anaknya tersebut hanya tamatan madrasah tsanawiyah swasta (MTsS) Peuto, Kecamatan Lhoksukon. Karena keterbatasan biaya, Nuraini tidak lagi melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA).

"Ayahnya sehari-hari hanya seorang petani. Jangankan untuk menyambung sekolah Nuraini, untuk makan sehari-hari saja sangatlah susah. Nuraini adalah salah satu siswa yang memiliki prestasi di sekolah. Namun apa hendak kami lakukan, keadaan serba kekurangan membuat anak Nuraini harus mengurungkan semua cita-citanya," tutur ibunya.

Nuraini sudah menjalani perawatan di empat rumah sakit. Pertama kali, Nuraini dirujuk ke RS Cut Mutia Lhokseumawe. Dari sana pihak rumah sakit membuat rujukan ke RS Fauziah Bireun dan selanjutnya dirujuk ke RS Zainol Abidin Banda Aceh dan sekarang ke RS TNI AD Lhokseumawe.

"Saat dirawat di Rumah Sakit Fauziah Bireun, pihak rumah sakit memvonis Nuraini menderita tumor ganas, sehingga sempat meminta uang sejumlah Rp 400 ribu. Alasan pihak rumah sakit Fauziah, uang tersebut untuk pemeriksaan sampel penyakit yang diderita Nuraini. Karena saat itu kami keluarga tidak memiliki uang sejumlah tersebut, maka anak kami gagal dioperasi dan selanjutnya Nuraini kami bawa ke Banda Aceh," ujar Nursidah.

"Nuraini sudah menderita selama kurang-lebih satu tahun, dengan kondisi tubuh sudah sangat kurus kering. Kami berharap semoga ada alternatif lain untuk kesembuhan anak Nuraini, bukan dengan cara amputasi," kata Nursidah.

sumber : hetanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar