KUTACANE (Berita): Disinyalir Demi mengejar ketebalan kantong dan kepentingan politik pribadi oknum Pejabat teras Kabupaten Aceh Tenggara, manyoritas Dana APBK Agara diserobot untuk pembangunan Infrastruktur , Pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan besar.
Dari kesepakatan minor antara Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tenggara Ir H Hasanuddin,B dan H Ali Basrah,Spd dan Ketua DPR-K setempat telah menandatangi Qanun APBK perubahan 2013 dengan dalih kepentingan orang banyak.
Saat ini pendopo mendapat kucuran dana Rehap berat sekitar Rp 1 Miliar , gedung wakil rakyat yang layak huni juga mendapat kucuran dana pembangunan gedung baru menelan biaya sekitar Rp 15 Miliar APBA dan pembenahan Rumdis wakil Bupati serta pengadaan barang dan jasa kebutuhan rumah tangga sekitar Rp 1,5 M, Ini baru segelintir gambaran budaya pemborosan APB-K , membuat sejumlah pegiat LSM angkat Bicara.
Pajriansyah Ketua GeBRak (Gerakan Barisan Rakyat Anti Korupsi) Agara, Kamis (24/10) Kepada Berita mengatakan lembaganya mencurigai adanya indikasi Oknum Pejabat teras Agara ingin mencari kekayaan dari sejumlah paket proyek, aroma tidak sedap itu muncul dilapangan ketika dirinya menyambangi kelokasi pembangunan Infrastruktur , ada suara terdengar ini proyek Oknum pejabat HN, AB dan itu proyek MF, sudah menjadi rahasia umum kata Fajri , indikasinya sangat kuat kalau Pejabat kita punya kaitan erat dengan sejumlah paket Proyek di Agara.
Oknum Pejabat teras itu, kerap muncul dilokasi proyek besar dengan dalih Sidak, Turun Kelapangan , baik pada jam dinas dan diluar Jam dinas kata Fajri, ini bahagian dari rangkain Gambaran perampokan APBK secara terselubung, dilakukan oknum Pejabat Pelayan Publik itu.
Ditengah ekonomi masyarakat sulit dan pemandangan kemiskinan menjadi tontonan gratis di seluruh Desa di Kabupaten Agara, oknum pejabat malah ambil kesempatan untuk mencari untung dari uang rakyat, secara kasat mata Pasangan Sanu-Ali tampak bekerja Elegant namun Fajri melihat sisi negatifnya lebih besar dilapangan, Ketika jalan dan Jembatan sebagai dalih sebagai sarana utama peningkatan ekonomi , pengadaan barang dan jasa sebagai sarana membantu rakyat, malah jadi jalan lintasan rejeki Palsu “Paket Lintasan Subur” Oknum Pejabat teras Agara. Terang Pajri
Sementara itu Bupati Lira Agara M Saleh kepada Berita Rabu (23/10) di Kutacane mengatakan dirinya malu dengan Kebijakan Sanu – Ali Basrah selaku Bupati Dan Wabup Agara, Besarnya biaya Belanja pembangunan daerah hanya segelintir untuk peningkatan ekonomi masyarakat, sementara Potret Kemiskinan terus menjadi-Jadi, Masyarakat tidak memiliki uang yang cukup, makan tanpa lauk dah jadi santapan warga miskin daerah ini.
Bangun Gedung DPR-K habiskan Rp 15 Miliar , Rehap pendopo, Rumdis Wakil, Pengdaan mobil, Mobiler pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatan yang belum penting malah jadi prioritas akankah bisa mengubah nasib rakyat Miskin.
Saya prihatin gedung baru banyak berdiri megah ditengah masyarakat tapi tarap hidup mereka tak kunjung bangkit, karna manyoritas bangunan berdiri tidak begitu penting bagi mereka, dari Observasi Lira disejumlah pedesaan baik di pusat kota hingga desa terpencil , Lira Prihatin banyak warga makan tanpa Lauk dan Pauk, bahkan ada yang kadang makan hanya 2 kali, pada hal mereka hidup di daerah lumbung padi. kata Saleh dengan wajah sedih
Lira akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam mengawasi pengelolaan APB-Kabupaten, dan berharap semua program yang langsung menyentuh warga miskin jangan dipolitisir lagi dalam penyalurannya, yang berhak ya wajar menerima yang tidak harus menahan diri kata Saleh menyarankan.
Ketua LSM SRDK Kasirin,SAg Kepada Berita Rabu Siang (23/10), Menilai kepemimpinan Ir H Hasanuddin B dan Ali Basrah,Spd selaku kepala Daerah dan Wabupnya “Bobrok” karna tidak dapat memenuhi ke butuhan masyarakat banyak khusus kalangan warga miskin, Kasirin ungkapkan Kepemimpinan Sanu-Ali basrah jauh dari harapan masyarakat banyak, kebijakan manyoritas untuk memenuhi nafsu serakah belaka, dalam menempatkan pejabat peting diisi dari kalangan manejement kurikulum ke manajement pemerintahan alhasil banyak pejabatnya menjadi nakal dan berurusan dengan penyidik.
Upaya menggerogoti dana APBK Agara ,secara berjemaah juga tengah terjadi ditangan mereka, indikasi pemotongan Fee mencapai 10 persen dari pagu anggaran, indikasi pasang sabuk pengaman jabatan sudah miliki pasaran tersendiri di Kabupaten Agara, termasuk menempatkan oknum pejabat dengan pangkat naga bonar, banyak uang rakyat diperuntukkan, tidak tepat sasaran, isu suap Seleksi CPNS dan Honorer masih santer dibincangkan ditengah masyarakat, terang Kasirin dengan wajah memerah.
Pantauan Berita dilapangan, Potret kemiskinan yang di sampaikan sejumlah Pegiat LSM itu terbukti nyata dilapangan, banyaknya keluhan warga miskin yang tidak tertampung di APBK 2013, untuk menyambung kelangsungan hidup mereka, dirumah berdinding tulang rumbia beratap rumbia berita melihat masih banyak tak tersentuh pembangunan rumah layak huni, Aisyah,57 warga Kute Pangguh Kecamatan Lawe Bulan Kepada Berita Rabu (23/10), mengaku kondisi nenek renta ini harus mencari nafkah dengan mengumpulkan pinang jatuh milik warga desanya, bahkan kerap membersihkan jerami untuk mendapat sisa padi tetangganya, untuk mengisi kebutuhan 3 cucunya, kadang makan hanya 2 x sehari udah biasa dirasakan nenek yang tidak miliki jatah raskin dan Balsem karna tidak miliki Surat KK.
Hingga kini aisyah masih menunggu belas kasihan dari pemerintah untuk menopang kehidupan 3 cucunya, Aisyah kerap mengeluh dengan kemiskinan yang dirasakan, selain ingin mendidik cucunya bisa mengecam pendidikan hingga SMA saja, bahkan satu cucunya kini putus sekolah karna tak sanggup lagi membiayai sekolah mereka, kondisi warga miskin yang dirasakan Aisyah bukan sedikit di Bumi Sepakat segenep ada ribuan bertebaran di kaki gunung Leuser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar